Di era yang katanya disebut era informasi, setiap individu dapat dengan mudah mendapatkan informasi yang diinginkan. Semua informasi datang melalui berbagai sumber media, baik cetak dan elektronik. Tentu hal ini dapat menguntungkan bagi setiap individu karena pemahamannya tentang semuanya termasuk tentang dirinya menjadi lebih baik. Idealnya, hal ini pada akhirnya berujung pada peningkatan kualitas hidup individu.
Namun hal yang terjadi justru tidak seperti yang dibayangkan. Tidak bisa ditampikan pula bahwa media acap kali mendistorsi informasi bahkan memberikan informasi keliru. Banyak penyebab akan hal ini, namun salah satu faktor terbesar adalah interfensi industri. Guna mencapai keuntungan, maka wajar saja jika industri juga membutuhkan media untuk tujuan promosi hingga untuk menciptakan kebutuhan akan produk atau jasa yang ditawarkan. Distorsi informasi terjadi ketika informasi yang diberikan “memihak” pada produk atau jasa yang ditawarkan oleh industri. Hal ini berlaku pada semua lini industri, mulai dari kesehatan, pendidikan, spritualisme dan lainnya. Intinya media dapat membentuk opini publik untuk semua aspek kehidupan. Hal yang berbahaya adalah ketika individu menerima begitu saja informasi yang disajikan oleh media tanpa melakukan proses pemikiran lebih lanjut. Pada akhir dari seluruh “permainan” ini, pihak yang dirugikan selalu tetap, tidak berubah, yaitu pihak individu yang buta akan informasi. Itulah sebabnya kita mengenal pernyataan, “knowledge is power” . Untuk tujuan di atas maka pada artikel kali ini saya mengulas satu topik spesifik yang sangat sering diulas pada banyak media, yaitu kolestrol. Artikel ini disarikan dari berbagai sumber. Harapan saya artikel ini dapat menjadi pemicu bagi anda untuk melakukan proses pencarian lebih lanjut dan kemudian menuangkannya dalam suatu bentuk tulisan sehingga dapat menjadi informasi penyeimbang dari yang disajikan di media massa. Struktur kimia kolestrol Secara sturuktur kimiawi, kolestrol tersusun atas sterol dan lemak yang ditemukan pada membran sel di seluruh jaringan tubuh. Sterol merupakan perpaduan antara steroid dan alkohol. Akhiran �ol pada kolestrol didapatkan dari salah satu komponen penyusunnya, alkohol. Secara istilah, nama kolestrol (cholesterol) berasal dari dua kata yunani, yaitu chole- (cairan empedu) dan stereos (padat). Penamaan ini disebabkan karena peneliti menemukan kolestrol dalam bentuk padatan di batu empedu pada tahun 1784. Berbagai opini keliru Kolestrol ditransportasikan oleh plasma darah pada hewan dan manusia. Terdapat opini keliru yang berlaku di masyrakat yang menyatakan bahwa kolestrol hanya ditemukan pada hewan. Pada kenyataannya, kolestrol juga ditemukan pada tumbuhan, contohnya kelapa. Selain opini keliru di atas, masih banyak lagi hal-hal keliru berkenaan dengan kolestrol yang diyakini di masyarakat. Ketika berbicara mengenai kolestrol, stigma yang kemudian muncul adalah suatu zat berbahaya yang dapat memicu munculnya penyakit jantung. Pada kenyataannya justru sebaliknya, kolestrol dibutuhkan (pada jumlah tertentu) untuk proses biokimia tubuh. Masyarakat juga kemudian mengelompokan kolestrol dalam dua kelompok, yaitu kolestrol baik/HDL (High-Density Lippoprotein) dan kolestrol buruk/LDL (Low-Density Lippoprotein). Hal ini tidak sepenuhnya tepat. Ditilik dari singkatannya saja, baik HDL maupun LDL tidak ada yang menggunakan istilah kolestrol. Kolestrol hanya memiliki satu jenis, namun media transportnya yang berbeda. Kolestrol tidak dapat larut dalam air. Sehingga untuk mentransportasikannya perlu dikemas menjadi lippoprotein. Lippoprotein memiliki karakteristik dapat larut dalam air. Itulah sebabnya kolestrol kemudian dikemas dalam bentuk lippoprotein untuk ditransportasikan pada seluruh tubuh. Lippoprotein ini yang kemudian dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan kepadatannya, yaitu HDL dan LDL. Kolestrol ditransportasikan dari intestinal mucosa ke liver oleh lippoprotoein yang bernama chylomicron. Di liver chylomicron melepaskan kolestrol dan trigliserida dan dirubah menjadi LDL. LDL kemudian membawa kembali trigliserida dan kolestrol ke berbagai sel lainnya. Umumnya LDL jumlahnya sedikit dan ukurannya relatif besar. Walaupun demikian, terdapat pula LDL yang jumlahnya banyak dengan ukuran yang relatif kecil (small density Low Density Lippoprotein / sdLDL). Lippoprotein jenis ini (sdLDL) erat kaitannya dengan penyakit yang berhubungan dengan arteri. Itulah sebabnya awam menyebutnya sebagai kolestrol jahat. Sementara HDL membawa kolestrol kembali lagi ke liver untuk eksresi. Semakin banyak jumlah HDL semakin baik. Itulah pula sebabnya awam menyebut HDL sebagai kolestrol baik. Walaupun demikian, ketika jumlah HDL terlalu sedikit, kondisi ini juga dapat menyebabkan munculnya penyakit yang berhubungan dengan arteri. Fungsi kolestrol Kolestrol diketahui memiliki fase kristal liquid yang disebut sebagai cholesteric. Fase ini diketahui sangat sensitif terhadap perubahan suhu yang diindikasikan melalui perubahan warna. Karakteristik ini yang kemudian mendasari pembuatan termometer. Khusus pada konteks kesehatan, fungsi kolestrol diketahui berhubungan dengan fungsi-fungsi seluler (yang berkenaan dengan sel). Pada sel, bagian yang melakukan hidrolisa kolestrol adalah lisosom. Kolestrol memiliki fungsi untuk membangun dan mempertahankan membran sel, membuat membran sel cukup tingkat kecairannya, tingkat kejenuhannya, stabil dalam interval tempretaur yang luas. Kolestrol banyak terdapat pada jaringan tubuh yang memiliki membran dengan tingkat kepadatan tinggi, seperti yang ditemukan pada liver, otak, tulang belakang dan lainnya. Selain fungsi di atas, kolestrol juga memiliki beragam fungsi lainnya, antara lain:
Sumber kolestrol Kolestrol tidak melulu bersumber dari luar (makanan), tapi tubuh juga mensintesa kolestrol. Di dalam tubuh kolestrol disintesa pada endoplasmic reticulum. Kolestrol umumnya disintesa dari acetyl CoA melalui HMG-CoA reductase pathway yang banyak terdapat pada sel dan jaringan. Sekitar 20% – 25% sintesa kolestrol dilakukan di liver. Ketika memadat membentuk kristal seperti yang ditemukan pada batu empedu. Selain liver, terdapat beberapa organ lain yang juga mensintesa kolestrol, yaitu usus, kelenjar adrenalin, organ reproduksi.Sebagai ilustrasi, individu yang memiliki bobot 68 kg, kandungan kolestrol di tubuhnya 35 g, diproduksi oleh tubuh 1 gr dan pasokan dari makanan 200 � 300 mg. Sekitar 1200 � 1300 mg diserap oleh usus (melalui produksi empedu dan penyerapan nutrisi). Sekitar 50% sisanya masuk kembali ke dalam aliran darah. Tubuh manusia memiliki mekanisme pendeteksian kadar asupan kolestrol. Sekiranya didapati kadar yang tinggi dari makanan, maka produksi dalam tubuh turun. Sebaliknya pun berlaku demikian. Khusus pasokan kolestrol dari makanan, umumnya porsi terbesar didapatkan dari sumber hewani. Berikut disajikan sumber makanan kadar kolestrol yang dikandung (disarikan dari General Hospital Singapore):
Resiko berkenaan dengan kolestrol Asumsi saya kini anda telah mengetahui bahwa konsentrasi LDL, utamanya sdLDL, berpotensi memicu munculnya penyakit utamanya yang berhubungan dengan arteri. LDL dalam jumlah yang banyak membuat lapisan yang disebut atheroma pada dinding arteri. Kondisi ini kemudian dikenal sebagai atherosclerosis, yang merupakan penyebab utama dari penyakit jantung. Sebaliknya HDL merupakan satu-satunya mekanisme yang dapat mencegah bahkan mengeliminir atheroma. Kekurangan kolestrol pun juga dapat memunculkan dampak buruk. Kondisi kekurangan kolestrol disebut hypocholesterolemia. Riset mengenai hal ini masih sangat terbatas namun kesimpulan semenatara kondisi ini dapat menyebabkan depresi, kanker dan cerebral hemorrhage. Solusi Kini harapan saya anda telah mengetahui sekelumit mengenai kolestrol berikut dnegan resiko yang ditimbulkannya. Tentunya pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara meminimalkan atau bahkan mengeliminir resiko tersebut. Selain berolahraga secara teratur, solusi lain yang saya rekomendasikan adalah dengan memperhatikan (dan benar-benar memperhatikan) makanan yang anda konsumsi. Untuk benar-benar menjaga makanan yang masuk ke dalam tubuh, tentunya anda perlu mengetahui standar kolestrol yang diperbolehkan. Berdasarkan standar yang dikeluarkan oleh American Heart Association berikut adalah standar normal yang diperkenankan:
Adapun untuk level LDL di bawah 100mg/dL, 2.6 mmol/L. Sementara rasio total total kolestrol (jumlah total dari HDL, LDL dan VLDL) terhadap HDL yang diperkenankan adalah 5:1. Khusus pada pada anak-anak, level level kolestrol yang diperkenankan sebelum munculnya fatty streaks adalah 35 mg/dL. Untuk mengukur tingkat LDL dapat digunakan rumus Friedewald : total cholesterol – total HDL – 20% dari nilai triglyceride = estimasi LDL. (Sebelum pengujian pastikan tidak makan selama 8 � 12 jam karena dapat mempengaruhi level triglyceride. Last Words Kembali lagi artikel ini tidak ditujukan untuk menjadi referensi diet bagi anda, melainkan hanya ditujukan untuk memberikan pancingan guna mempeluas pemahaman anda mengenai issue kesehatan khususnya yang berkenaan dengan kolestrol. Saya sangat mengharapkan agar atikel ini menjadi pemicu bagi anda untuk melakukan pengembangan lebih lanjut dan kemudian membagikannya kepada sesama sehingga tercipta kualitas kehidupan bersama yang lebih baik. Semoga artikel ini dapat membantu semua individu dalam menjaga kualitas hidup dengan bertanggung jawab sepenuhnya atas apa yang dikonsumsi. Salam Cerdas… |